Penyakit
OCD (Obsessive Compulsive Disorder)

OCD (Obsessive Compulsive Disorder)
Informasi ini dirangkum dari Aldokter dan Hellosehat mengenai OCD (Obsessive Compulsive Disorder).
Defenisi:
Gangguan obsesif kompulsif atau yang lebih dikenal dengan singkatan OCD adalah kelainan psikologis yang menyebabkan seseorang memiliki pikiran obsesif dan perilaku yang bersifat kompulsif.
Kelainan ini ditandai dengan pikiran dan ketakutan tidak masuk akal (obsesi) yang dapat menyebabkan perilaku repetitif (kompulsi). Misalnya, orang yang merasa harus memeriksa pintu dan jendela lebih dari 3 kali sebelum keluar rumah.Penderita OCD mungkin dapat mengabaikan pikiran itu, namun hal tersebut hanya akan membuat mereka merasa cemas dan tertekan sehingga akhirnya mereka harus melakukan sesuatu untuk melepas tekanan tersebut.
Jumlah pasti penderita OCD sulit diketahui karena para penderita umumnya enggan ke dokter. Tetapi Anda tidak perlu malu dan menutupinya jika mengalami OCD karena langkah-langkah terapi yang tepat terbukti efektif untuk menanganinya.
Obessive Compulsive Disorder seringkali muncul saat usia di bawah 20 tahun, terutama pada mereka yang pernah mengalami strres berat dalam hidupnya. Gejala tersebut seringkali dapat diatasi namun tidak dapat dihilangkan. Untuk informasi lebih lanjut harap hubungi dokter.
Gejala:
Dampak gangguan obsesif kompulsif (OCD) berbeda-beda pada tiap orang. Tetapi kelainan ini biasanya menyebabkan pola pikir dan perilaku tertentu, yaitu obsesi, kompulsi, kelegaan sementara, dan kecemasan.
Tahap obsesi muncul saat pikiran Anda terus dikuasai ketakutan atau kecemasan, misalnya ketakutan berlebihan untuk tertular penyakit. Kemudian obsesi dan rasa tertekan akan memancing aksi kompulsi yang mendorong penderita untuk melakukan hal tertentu guna mengurangi rasa cemas dan tertekan seperti mencuci tangan sebanyak lima kali. Perilaku kompulsif tersebut akan membuat penderita merasa lega untuk sementara, tapi obsesi serta kecemasan akan kembali dan membuatnya mengulangi pola tersebut.
Semua orang pasti memiliki pikiran tidak menyenangkan atau negatif. Tetapi sebagian besar orang dapat melanjutkan hidup secara normal karena berhasil mengendalikan pikiran dan membendung kekhawatiran tersebut. Jika benak Anda terus dihantui dan sangat dikuasai pikiran negatif, maka terdapat kemungkinan bahwa Anda mengalami obsesi. Beberapa jenis obsesi yang umumnya menguasai penderita OCD adalah:
- Takut terkontaminasi atau kotor, misalnya karena menyentuh objek yang sudah disentuh orang lain atau bersalaman.
- Semua harus teratur dan simetris, contohnya menyusun pakaian berdasarkan gradasi warna.
- Takut tidak sengaja melukai diri sendiri atau orang lain, seperti berulang kali memeriksa setrika karena takut menyebabkan kebakaran.
- Munculnya pikiran yang tidak diinginkan, termasuk tentang sikap agresif, seksualitas, keyakinan,serta agama. Misalnya mendadak ingin mengutarakan sumpah serapah tanpa alasan jelas atau tertekan karena sering membayangkan hal-hal seksual.
- Munculnya pikiran yang tidak diinginkan seperti merasa bertanggung jawab terhadap hal-hal buruk yang sudah atau mungkin terjadi
- Rasa takut terhadap polutan dan khawatir secara berlebihan terhadap kemungkinan jatuh sakit
Penderita OCD juga umumnya melakukan tindakan repetitif tertentu. Tujuannya adalah untuk mengurangi atau mencegah kecemasan yang disebabkan oleh pikiran obsesif. Tetapi perilaku ini sering berlebihan atau tidak berhubungan secara rasional dengan hal yang ditakutkan. Contohnya:
- Mencuci tangan berkali-kali sampai kulit menjadi kering dan lecet.
- Berulang kali memeriksa pintu, kompor, atau setrika.
- Selalu bersih-bersih.
- Sangat menyukai keteraturan dan selalu menghitung.
- Tidak pernah membuang barang walau sudah tidak terpakai.
- Terus-terus bertanya untuk memastikan sesuatu.
- Mengulang kata-kata atau doa tanpa bersuara.
Penderita OCD umumnya pun menyadari bahwa tindakan kompulsif mereka tidak masuk akal, tetapi mereka tidak bisa menghentikannya sehingga dapat memberikan dampak negatif pada kehidupan penderitanya. Karena itu, sangat penting bagi penderita untuk mencari bantuan guna mengatasi kondisinya. Dengan diagnosis dan penanganan yang tepat, penderita OCD umumnya dapat mengatasi kondisi dan memperbaiki kualitas hidup mereka.
Anda perlu berkonsultasi dengan dokter jika:
- Gangguan obsesif kompulsif sangat mepengaruhi hidup anda
- Disertai dengan gejala fisik seperti sakit dada, palpitasi, atau sampai memiliki pikiran untuk melakukan pembunuhan bahkan bunuh diri
Penyebab:
Sejauh ini, para ilmuwan masih belum dapat menemukan penyebab pasti dari gangguan obsesif kompulsif. Beberapa faktor mungkin berpengaruh terhadap timbulnya penyakit ini, di antaranya:
- perkembangan psikologis
- cedera kepala
- infeksi
- kelainan fungsional dari beberapa bagian otak
Penyebab pasti dari gangguan ini belum berhasil ditemukan, tapi faktor keturunan dan pengaruh kehidupan yang berat diduga berperan besar sebagai pemicu OCD.
Jika memiliki orang tua atau saudara yang mengidap OCD, risiko Anda untuk menderita gangguan yang sama juga dipercaya akan meningkat. OCD diduga disebabkan oleh gen keturunan tertentu yang memengaruhi perkembangan otak. Namun jenis gen yang berpengaruh ini masih diteliti hingga sekarang.
Kejadian signifikan atau menyedihkan dan yang menyebabkan trauma, seperti kehilangan anggota keluarga atau pernah mengalami perundungan (bullying), dapat memicu OCD pada mereka yang dari awal telah memiliki risiko terkena OCD misalnya akibat keturunan. Walau tidak menyebabkan OCD, stres dapat memperparah gejala-gejala OCD pada penderitanya.
Faktor risiko lain yang mungkin berpengaruh adalah kepribadian seseorang. Orang yang rapi, teliti, perfeksionis, serta memiliki disiplin tinggi cenderung memiliki risiko lebih besar untuk mengalami OCD.
Faktor Risiko Dalam OCD
Penyebab OCD belum berhasil diketahui secara pasti. Meski demikian, banyak penelitian yang telah dilakukan untuk menganalisis sejumlah faktor pemicu yang dapat meningkatkan risiko OCD. Di antaranya adalah:
- Faktor genetika. Ada bukti yang menunjukkan bahwa gangguan ini berhubungan dengan gen tertentu yang memengaruhi perkembangan otak.
- Ketidaknormalan pada otak. Hasil penelitian pemetaan otak memperlihatkan adanya ketidaknormalan pada otak penderita OCD yang melibatkan serotonin yang tidak seimbang. Serotonin adalah zat penghantar yang digunakan otak untuk komunikasi di antara sel-selnya.
- Kepribadian seseorang. Orang yang rapi, teliti, serta memiliki disiplin tinggi cenderung memiliki risiko lebih besar untuk mengalami OCD.
- Trauma atau kejadian penting dalam hidup, contohnya karena mengalami perundungan (bullying) atau setelah persalinan.
Diagnosa:
Banyak penderita gangguan obsesif kompulsif (OCD) yang tidak memeriksakan diri ke dokter karena merasa malu. Padahal penderita tidak perlu menutupinya dari keluarga serta teman terdekat karena dampak negatif OCD pada kehidupan dapat dikurangi dengan langkah diagnosis dan penanganan yang tepat. Gangguan ini merupakan penyakit jangka panjang (kronis) seperti halnya diabetes dan tekanan darah tinggi.
Terdapat sejumlah langkah yang perlu dilakukan guna mendiagnosis kelainan ini. Di antaranya meliputi:
- Pemeriksaan fisik dan tes laboratorium untuk menyingkirkan kemungkinan adanya penyakit lain.
- Evaluasi psikologis. Dokter akan menanyakan tentang pikiran, perasaan, gejala, serta pola perilaku penderita. Keluarga atau teman penderita juga mungkin akan ikut diwawancarai.
- Kriteria diagnostik OCD yang umumnya ditentukan berdasarkan acuan DSM-5 (diagnostic and statistical manual of mental disorder).
Pengobatan:
Dampak OCD pada rutinitas sehari-hari akan menentukan proses pengobatan yang cocok untuk Anda. Proses pengobatan ini dilakukan secara bertahap dan membutuhkan waktu sampai hasilnya benar-benar efektif, terkadang durasinya hingga berbulan-bulan sebelum membuahkan hasil. Ada pengidap yang harus menjalani pengobatan hingga seumur hidup. Karena itu, penderita OCD serta keluarganya dianjurkan untuk menjalani proses pengobatan dengan sabar.
- Terapi Pajanan dan Pencegahan Respons (Exposure and response prevention/ERP) : Terapi pajanan dan pencegahan respons (ERP) termasuk salah satu dari terapi perilaku kognitif (CBT) yang terbukti efektif untuk menangani OCD. Dalam terapi ini, sejumlah situasi yang menjadi pemicu kecemasan penderita akan dideteksi. Penderita akan menjalani pajanan terhadap objek atau obsesinya dan belajar mengatasi kecemasan secara bertahap dengan cara yang sehat.
- Tahap ini harus dilewati tanpa melakukan perilaku kompulsif yang biasa muncul untuk menghilangkan kecemasan penderita. Proses ini memang terdengar menakutkan, tapi terbukti sangat membantu.
- Tingkat dan durasi kecemasan penderita biasanya cenderung berkurang seiring jumlah latihan yang dijalaninya. Setelah berhasil menaklukkannya, penderita dapat melanjutkan ke pemicu kecemasan yang lebih berat.
- Penggunaan Antidepresan : Obat-obatan juga mungkin dibutuhkan apabila penderita mengalami tingkat OCD menengah atau parah dan CBT kurang efektif. Jenis obat yang diberikan umumnya adalah obat penghambat pelepasan selektif serotonin (SSRI).
- SSRI dapat meningkatkan jumlah serotonin dalam otak dan manfaatnya akan terasa setelah 3 bulan pemakaian. Tetapi penderita OCD umumnya setidaknya perlu mengonsumsinya selama 1 tahun.
- Penderita perlu waspada karena obat ini dapat meningkatkan kecemasannya sehingga dapat menimbulkan dorongan untuk bunuh diri atau menyakiti diri sendiri. Segera periksakan penderita ke dokter atau rumah sakit terdekat jika Anda mengonsumsi SSRI dan mengalami dorongan-dorongan negatif tersebut. Beberapa efek samping lain dari obat ini meliputi diare, konstipasi, gelisah, cemas, pusing, mual, muntah, insomnia, serta penurunan gariah seks.
- Penderita juga sebaiknya tidak berhenti mengonsumsi SSRI tanpa mendiskusikannya dengan dokter karena dapat menyebabkan kambuhnya gejala-gejala OCD. Dokter akan mengurangi dosis secara bertahap sesuai dengan respon dan kondisi Anda.
- Jenis antidepresan atau obat pengurang stress lainnya adalah :
- Clomipramine (Anafranil)
- Fluvoxamine (Luvox CR)
- Fluoxetine (Prozac)
- Paroxetine (Paxil, Pexeva)
- Sertraline (Zoloft)
- Gaya hidup dan pengobatan rumahan yang dapat membantu Anda untuk mengatasi gangguan obsesif kompulsif di antaranya:
- bicarakan pada dokter Anda jika gejala semakin kuat atau bertambah buruk setelah penanganan dalam waktu tertentu
- bicarakan pada dokter Anda jika terdapat gejala baru atau Anda merasa tidak nyaman saat mengonsumsi obat yang diberikan
- lakukan olahraga ringan
- minum obat yang telah diberikan oleh dokter meskipun Anda sudah merasa lebih baik. Berhenti mengonsumsi obat dapat mengembalikan gejala gangguan obsesif kompulsif
- konsultasikan dengan dokter Anda sebelum mengonsumsi obat atau makanan tertentu
Medicaboo : Aplikasi kesehatan di Google Play untuk Android
Yuk, Download Aplikasi Medicaboo!
Untuk mengetahui informasi rumah sakit, layanan kesehatan, dan dokter di Pekanbaru dengan mudah dan cepat! Akses website direktori rumah sakit di http://www.medicaboo.com atau tinggal klik di sini. Download aplikasi kesehatan Medicaboo android di Google Playstore.
Tags : #Faktaunikmedicaboo #Faktakesehatan #Medicaboo #Kesehatan #Healthfacts #penyakit #Obsessive Compulsive Disorder (OCD)
